Ilustrasi apa itu wasting pada anak. (Foto: UNICEF Indonesia) |
Banyuwangi Terkini - Wasting adalah kondisi serius yang dialami oleh banyak anak balita di Indonesia. Menurut data, satu dari 12 anak balita di Indonesia menderita wasting, atau memiliki berat badan yang sangat rendah untuk tinggi badan mereka.
Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan anak secara fisik, tetapi juga meningkatkan risiko kematian hingga 12 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak balita yang memiliki gizi baik.
Dalam kasus yang parah, wasting sering kali terkait dengan penyakit lain, seperti infeksi, yang semakin memperburuk kesehatan anak.
Selain itu, balita yang mengalami wasting berisiko lebih tinggi untuk menderita stunting, sebuah kondisi gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terhambat dan sulit untuk pulih secara optimal.
Apa Itu Wasting?
Dilansir dari laman UNICEF Indonesia, wasting pada anak balita terjadi ketika berat badan mereka terlalu rendah dibandingkan dengan panjang atau tinggi badannya.
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh asupan gizi yang tidak mencukupi dan penyakit infeksi yang berulang. Terdapat dua kategori utama dalam wasting:
Gizi Kurang: Z-score berat badan terhadap panjang atau tinggi badan <-2SD atau lingkar lengan atas (LiLA) <125mm.
Gizi Buruk: Z-score berat badan terhadap tinggi badan <-3 atau LiLA <115mm atau terdapat edema gizi (pembengkakan karena retensi air dalam tubuh).
Dampak Wasting pada Anak
Anak balita yang mengalami wasting tidak hanya memiliki risiko kematian yang lebih tinggi, tetapi juga menghadapi berbagai masalah jangka panjang, seperti:
Gangguan pertumbuhan fisik
Anak yang menderita wasting sering kali tumbuh lebih pendek dan kurus dari anak seusianya.
Risiko stunting
Wasting dapat berkembang menjadi stunting jika tidak segera ditangani. Anak yang mengalami wasting memiliki risiko tiga kali lebih tinggi untuk menjadi stunting.
Gangguan perkembangan kognitif
Anak yang kekurangan gizi akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitif dan motorik.
Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT)
Untuk mengatasi masalah wasting, Indonesia telah mengadopsi pendekatan Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT). Pendekatan ini memungkinkan anak balita yang mengalami wasting untuk mendapatkan perawatan tanpa harus dirawat di rumah sakit, asalkan masalah ini terdeteksi dini.
Sekitar 85-90% balita yang mengalami wasting dapat disembuhkan dengan perawatan di rumah melalui Ready-to-Use Therapeutic Food (RUTF), yaitu makanan khusus yang tinggi kalori dan zat gizi yang dibutuhkan oleh anak-anak yang menderita gizi buruk.
Selain itu, pita pengukur LiLA juga digunakan untuk mendeteksi masalah gizi buruk pada anak balita dengan cepat dan akurat. Pendekatan ini telah terbukti efektif dalam menjangkau lebih banyak anak balita dan meningkatkan tingkat pemulihan mereka.
Kesimpulan
Wasting adalah masalah serius yang mengancam kehidupan jutaan anak balita di Indonesia. Melalui pendekatan PGBT, anak balita yang mengalami gizi buruk dapat ditemukan lebih dini dan dirawat secara efektif di rumah. Namun, masih diperlukan perluasan cakupan dan kualitas layanan di seluruh wilayah Indonesia untuk menyelamatkan lebih banyak jiwa anak balita dari ancaman wasting dan stunting.***