GUz9GfGlGpCiGUz7TfAlTpz7Td==

Sejarah Banyuwangi, Perang Puputan Bayu Jadi Cikal Bakal Harjaba 18 Desember

Gesibu Banyuwangi. (Foto: Banyuwangikab)

Banyuwangi Terkini - sebuah wilayah yang tak bisa dilepaskan dari kejayaan Kerajaan Blambangan, memiliki sejarah panjang yang penuh dengan peristiwa heroik. Salah satu momen paling penting dalam sejarah Banyuwangi adalah perang Puputan Bayu, yang dianggap sebagai cikal bakal lahirnya kota ini. Perang yang memuncak pada 18 Desember 1771 tersebut, sering kali dianggap sebagai titik penentuan, menjadi dasar yang kuat untuk menetapkan tanggal tersebut sebagai hari jadi Banyuwangi.

Awal Mula: Peran Pangeran Puger dalam Perjuangan Melawan VOC

Perjalanan menuju peristiwa besar Puputan Bayu sebenarnya dimulai beberapa tahun sebelumnya. Pada tahun 1768, para pejuang Blambangan di bawah komando Pangeran Puger, putra dari Wong Agung Wilis, menyerang benteng VOC di Banyualit. Meski penyerangan tersebut tidak berakhir dengan kemenangan, semangat heroik para pejuang tetap dikenang. Pangeran Puger sendiri gugur dalam pertempuran itu, sementara Wong Agung Wilis terluka, tertangkap, dan dibuang ke Pulau Banda.

Peristiwa tersebut menandai babak penting dalam sejarah Blambangan, karena meski kalah, semangat perlawanan rakyat terus membara hingga mencapai klimaksnya dalam perang Puputan Bayu.

Inggris dan Perubahan Dinamika di Banyuwangi

Keberadaan Inggris di Blambangan pada tahun 1766 menjadi salah satu pemicu utama VOC akhirnya memutuskan untuk bergerak. Inggris mendirikan kantor dagang di bandar kecil Banyuwangi, yang saat itu juga dikenal sebagai Tirtaganda, Tirtaarum, atau Toyaarum. Keberadaan Inggris inilah yang membuat VOC merasa terancam dan mendorong mereka untuk segera menguasai Banyuwangi.

Sejak tahun 1767 hingga 1772, VOC berusaha keras untuk merebut seluruh Blambangan dari pengaruh Inggris dan Bali. Namun, fokus utama mereka adalah Banyuwangi, yang telah berkembang menjadi pusat perdagangan penting di wilayah tersebut.

Perang Puputan Bayu: Momen Penentu

Puncak dari rangkaian pertempuran ini terjadi pada 18 Desember 1771, yang dikenal sebagai perang Puputan Bayu. Dalam pertempuran tersebut, rakyat Blambangan berjuang habis-habisan melawan VOC. Meski akhirnya VOC berhasil menguasai wilayah tersebut, semangat perlawanan rakyat Blambangan terus dikenang sebagai simbol keberanian dan pengorbanan demi mempertahankan tanah air.

Perang Puputan Bayu tidak hanya menjadi akhir dari perlawanan Blambangan terhadap VOC, tetapi juga menjadi awal dari sebuah kota yang kemudian dikenal sebagai Banyuwangi. Oleh karena itu, menetapkan tanggal 18 Desember 1771 sebagai hari jadi Banyuwangi adalah keputusan yang sangat rasional, karena lahirnya Banyuwangi tidak bisa dipisahkan dari perjuangan rakyat dalam perang tersebut.

Sejarah Banyuwangi bukan hanya tentang kota yang berkembang pesat sebagai pusat perdagangan di masa lalu, tetapi juga tentang semangat perlawanan rakyatnya yang gagah berani. Perang Puputan Bayu menjadi bagian penting dari proses lahirnya Banyuwangi, menjadikan tanggal 18 Desember 1771 sebagai momen penting yang layak diperingati sebagai hari jadi kota ini.***

pasang iklan banner 1045x250 pewarta network
pasang iklan banner 1045x250 pewarta network
pasang iklan banner 1045x250 pewarta network

Ketik kata kunci lalu Enter

close
banner pasang iklan 970x90 pewarta network