GUz9GfGlGpCiGUz7TfAlTpz7Td==

Skandal di Balik Brandoville Studios, Mantan Karyawan Bongkar Dugaan Kekerasan dan Pelecehan di Tempat Kerja

Brandoville Studios. (Foto: Brandoville Studios)

Banyuwangi Terkini - Dunia maya kembali dihebohkan dengan kasus dugaan kekerasan dan pelecehan di lingkungan kerja yang melibatkan Brandoville Studios, perusahaan seni digital yang berlokasi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Kasus ini mencuat setelah sejumlah mantan karyawan perusahaan tersebut berani angkat bicara di media sosial, mengungkap berbagai tindakan diskriminasi, rasisme, hingga eksploitasi yang mereka alami.

Melalui cuitan di platform X (dulu Twitter) dan Instagram, para mantan karyawan Brandoville Studios membagikan pengalaman mereka saat bekerja di studio yang dikenal sebagai salah satu perusahaan pembuat artwork dan animasi untuk game-game legendaris. Banyak dari mereka mengaku mengalami trauma serius akibat lingkungan kerja yang tidak sehat, yang diduga dipimpin oleh salah satu Co-Owner, Cherry Lai.

Tuduhan paling serius yang diarahkan kepada Brandoville Studios berkaitan dengan dugaan kekerasan dan pelecehan yang dilakukan oleh Cherry Lai. Sementara itu, suaminya Ken Lai, yang juga pendiri dan CEO studio, turut disorot oleh publik. Banyak pihak kini mempertanyakan bagaimana perusahaan tersebut bisa beroperasi dengan dugaan tindakan tidak etis di balik layar.

Melalui media sosial, para mantan karyawan buka suara, mereka mengaku selama bekerja di sana, selalu mendapatkan tekanan dan perlakuan tak adil. Banyak dari mereka yang mengalami rasisme dan eksploitasi yang parah, dan mereka tidak punya pilihan selain meninggalkan perusahaan,

Brandoville Studios, yang beralamat di Jalan Sumenep No. 23, Menteng, Jakarta Pusat, didirikan pada tahun 2018 oleh Ken Lai. Perusahaan ini dikenal sebagai studio premium yang memproduksi artwork untuk game-game terkenal seperti Final Fantasy dan The Last of Us. Meski awalnya bermitra dengan Lemon Sky, pada Maret 2020 Brandoville Studios berdiri sebagai entitas independen.

Ken Lai sendiri memiliki latar belakang yang mengesankan dalam industri game internasional, dengan pengalaman kerja di EA Sports Kanada dan keterlibatan dalam proyek-proyek game besar seperti FIFA dan Resident Evil: Operation Raccoon City.

Namun, citra perusahaan yang pernah dianggap prestisius ini hancur setelah berbagai laporan dugaan kekerasan muncul ke publik. Brandoville Studios akhirnya resmi tutup pada Agustus 2024, dan anehnya, banyak mantan karyawan menyambut penutupan tersebut dengan perasaan lega. Akun media sosial perusahaan, termasuk Instagram @brandoville_studios, dipenuhi komentar yang menunjukkan kebahagiaan atas ditutupnya studio tersebut.

Hingga saat ini, pihak kepolisian masih menyelidiki kasus dugaan kekerasan dan pelecehan di Brandoville Studios. Suami-istri pemilik studio, Ken dan Cherry Lai, dikabarkan telah meninggalkan Indonesia dan diduga mendirikan perusahaan baru di luar negeri. Banyak pihak berharap bahwa proses hukum dapat segera mengungkap fakta sebenarnya di balik kasus ini.***

Ketik kata kunci lalu Enter

close