Ilustrasi APEC (Asia Pacific Economic Cooperation). (Foto: Istimewa) |
Banyuwangi Terkini - Apakah organisasi APEC terdengar tidak asing ditelinga kalian? Mungkin sebagian dari kalian sudah pernah mendengarnya, dan mungkin beberapa ada yang belum. Berdasarkan Jurnal berjudul "Sejarah APEC dan Tantangan yang dihadapinya" (Atiqah, 2016) mengatakan bahwa APEC merupakan singkatan dari Asia Pacific Economic Cooperation, yaitu wadah kerja sama bangsa-bangsa di kawasan Asia Pasifik yang lebih berfokus pada bidang ekonomi.
Organisasi ini bersifat multilateral, dan kooperatif dalam pelaksanaannya, sehingga negara-negara anggota dapat berpartisipasi atas dasar dialog terbuka dan penghormatan terhadap pandangan semua peserta. Tidak hanya sifat kooperatif di APEC, semua negara memiliki hak bicara yang sama dan pengambilan keputusan dicapai melalui konsensus atau mufakat.
Pada awal pembentukan pada 1989, APEC masih terdiri dari 12 negara pencetus yakni, Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat. Saat ini terdapat 21 anggota negara-negara yang tergabung yakni Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Cile, Jepang, Hongkong, Republik Korea, Cina Taiwan, Republik Cina, Thailand, Malaysia, Filipina, Singapura, Brunei Darussalam, Indonesia, Papua Nugini, Australia dan Selandia Baru. Untuk lebih jauh mengenal APEC, simak pembahasan berikut ini:
Latar Belakang Berdirinya APEC
Organisasi APEC sendiri memiliki sejarah yang melatarbelakanginya, hal ini dimulai pada bulan November 1989 di Canberra, Australia. Pembentukan kerjasama ini merupakan usulan mantan Perdana Menteri Australia, Bob Hawke. Hal ini merupakan kelanjutan dari berbagai usulan dan upaya untuk mengadakan kerja sama ekonomi di kawasan regional Asia Pasific. Dalam usulan tersebut terdapat dua faktor utama yang mendorong lahirnya APEC yakni;
- Adanya kekhawatiran akan gagalnya perundingan putaran Uruguay yang dapat berakibat meningkatnya proteksionisme dan munculnya kelompok-kelompok perdagangan seperti Pasar Tunggal Eropa dan Pasar Bebas Amerika Utara.
- Perubahan besar di bidang politik dan ekonomi yang sedang terjadi dan berlangsung di Uni Soviet dan Eropa Timur.
Dua faktor inilah yang melatarbelakangi kelahiran APEC, suatu forum kerja sama internasional yang dimaksudkan untuk meningkan kerja sama ekonomi di kawasan Asia Pasifik terutama di bidang perdagangan dan investasi. Keberhasilan dari usulan Perdana Menteri Australia Bob Howke menciptakan tatanan perdagangan yang koperatif dan efisien, hingga saat ini.
Tujuan dan Prinsip APEC
Dalam pelaksanaannya APEC memiliki tujuan dan prinsip utama yang meloporinya, Dilansir dari kumparan.com dengan artikel berjudul "Tujuan Pembentukan APEC dan Latar Belakangnya", APEC adalah organisasi yang dibentuk untuk membantu negara-negara di Asia Pasifik agar lebih maju dan sejahtera. Tujuan utamanya adalah:
- Meningkatkan Ekonomi: APEC ingin membantu negara-negara di kawasan ini untuk tumbuh lebih cepat dan lebih baik. Mereka bekerja sama untuk menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
- Meningkatkan Kerja Sama: APEC ingin negara-negara anggota bekerja sama lebih erat dalam bidang ekonomi. Ini termasuk meningkatkan perdagangan dan investasi, serta mengurangi hambatan perdagangan antar negara.
- Memperjuangkan Kepentingan: APEC merupakan wadah bagi negara-negara di Asia Pasifik untuk memperjuangkan kepentingan ekonomi mereka. Mereka berdiskusi dan bernegosiasi untuk menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di seluruh kawasan.
- Membantu Negara Berkembang: APEC juga membantu negara-negara berkembang di Asia Pasifik. Ini dilakukan dengan berbagi teknologi, memberikan bantuan pembangunan, dan membuka akses pasar bagi produk-produk dari negara-negara berkembang.
- Meningkatkan Perdagangan dan Investasi: APEC ingin meningkatkan perdagangan dan investasi antar negara anggota. Mereka melakukan ini dengan mengurangi tarif, menyelaraskan peraturan perdagangan, dan mempromosikan investasi lintas batas.
- Mengatasi Tantangan Bersama: APEC juga ingin mengatasi masalah ekonomi bersama yang dihadapi negara-negara di Asia Pasifik. Contohnya, perubahan iklim, kesenjangan ekonomi, dan kemiskinan.
Beberapa tujuan di atas merupakan pilar-pilar yang menjunjung keberhasilan organisasi APEC dengan lingkup Asia-Pasific. Tak hanya tujuan tetapi prinsip-prinsip dalam perkembangan APEC juga memiliki peran penting. Dalam jurnal "Dampak Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia" (Nabila Zulfa Ramadani, Sadriya Rayni Tabina, Shaskia Aprillia Putri, 2024) menjelaskan bahwa beberapa prinsip inti yang menjadi landasan bagi negara-negara anggota untuk mencapai tujuan bersama dalam hal perdagangan internasional dan investasi. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:
- Consensus: Semua keputusan APEC harus disepakati oleh seluruh anggota. Tidak ada keputusan yang bisa diambil jika ada satu negara pun yang menolak. Keputusan harus menguntungkan semua anggota.
- Sukarela dan Tidak Mengikat: Keikutsertaan dalam program APEC bersifat sukarela. Negara anggota bebas memilih program mana yang ingin diikuti sesuai dengan kebijakan nasionalnya. Keputusan APEC juga tidak memaksa negara anggota untuk melakukan sesuatu.
- Kerja Sama Unilateral yang Terkoordinasi: Negara-negara anggota bekerja sama menuju tujuan yang sama, tetapi pelaksanaan keputusan dilakukan secara mandiri sesuai kemampuan masing-masing negara. Tidak ada kewajiban timbal balik (resiprositas) yang ketat.
- Jangka Waktu yang Berbeda: Negara maju di APEC bisa melakukan liberalisasi perdagangan lebih cepat daripada negara berkembang yang mungkin membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri. APEC mengakui perbedaan tingkat perkembangan ekonomi antar negara anggotanya.
Bentuk Serta Pengaruh Kerjasama Terhadap Indonesia
Membahas tentang kerjasama APEC yang fokus pada bidang ekonomi dengan bentuk-bentuk yang berbagai macam, berikut bentuk kerjasamanya dilansir dari neliti.com dengan artikel berjudul “Analisa Kerjasama Indonesia dengan Asia Pasific Economic Coorperation (Apec) dalam Bidang Keimigrasian”
- APEC Business Travel Card (ABTC): Fungsi dari kartu ABTC ini adalah mempermudah perjalanan bisnis jangka pendek di kawasan APEC meliputi kawasan Asia-Pasifik. Bagi pemilik kartu ABTC ini tidak perlu mengajukan visa untuk masuk ke negara-negara peserta APEC yang sekarang mencakup 21 negara. ABTC juga memberikan fasilitas pelayanan, seperti jalur khusus di bandara internasional
- Perdagangan dan investasi: Dalam kerjasama ekonomi hubungan perdagangan dan investasi tidak dapat dipisahkan, dengan ini Indonesia yang termasuk anggota dari APEC memanfaatkan peluang ini secara efektif dan efisien dalam meningkatkan perekonomian dalam negeri, hal ini dibuktikan juga dengan tingkat ekspor Indonesia yang semakin tinggi per tahunnya.
- Sistem perdagangan multilateral: APEC merupakan organisasi dengan negara anggota yang besar, benefit yang di dapat saat menjadi anggota APEC adalah kemudahan dalam impor dan ekspor ke berbagai negara anggota APEC
- Perbaikan infrastruktur: Tidak selalu dalam lingkup perdagangan dan investasi, tetapi dalam bentuk kerjasama di APEC adanya perbaikan infrastruktur yang tentunya dapat menunjang kelancaran APEC itu sendiri
- Industrialisasi: Negara anggota APEC tidak hanya tergolong negara maju atau berkembang saja, tetapi perpaduan antara 2 golongan tersebut, hal ini tentunya berdampak baik bagi Indonesia dikarenakan adanya anggota negara maju yang dapat membantu Indonesia dalam bidang industrialisasi sebagai negara berkembang
- Transfer teknologi: Ditambah dengan globalisasi yang marak seperti sekarang ini, maka transfer teknologi sulit dibendung, hal ini dapat berdampak positif atau negatif tergantung bagaimana suatu negara menyikapinya.
Setelah mengetahui bentuk-bentuk kerjasama APEC ini, tentunya kita dapat mengetahui seberapa penting suatu negara untuk membuka diri dan ikut seta dalam forum-forum Internasional. Indonesia telah menetapkan politik bebas aktif yang membuat negara kita berhak untuk ikut seta dalam organisasi-organisasi dunia secara aktif. APEC yang telah berdiri dari tahun 1989 memberikan dampak-dampak positif dan negatif. Dalam jurnal “Analisis Ekspor Indonesia dengan Anggota APEC Melalui Moda Transportasi Laut” (Firdha, 2019), dengan adanya kebijakan APEC, berdampak pada kontribusi nilai ekspor Indonesia, yang mana dari tahun 2010 hingga tahun 2016 lebih dari 60% ekspor Indonesia diekspor ke negara di kawasan APEC dari total seluruh ekspor Indonesia ke dunia.
Di sisi lain APEC mewakili 40% populasi Dunia (2,8 miliar jiwa dari 7 miliar jiwa), 44% nilai total perdagangan dunia (USD 17 triliun dari USD 37 triliun) dan 55% GDP dunia (USD 32 triliun dari USD 58 triliun). APEC pasar utama Indonesia karena 9 dari 10 mitra dagang terbesar Indonesia anggota APEC. Tahun 2014 total ekspor Indonesia ke APEC sebesar USD 145 Miliar sedangkan total ekspor Indonesia ke Dunia sebesar 176 Miliar (82% ekspor Indonesia adalah ke APEC), sedangkan impor Indonesia dari APEC sebesar USD 151 Miliar dibanding dengan impor Indonesia dari Dunia sebesar USD 178 Milyar (84% impor Indonesia dari anggota APEC).
Namun, diantara hal positif terselip juga yang negatif, semakin besarnya dampak Globalisasi suatu negara ditambah dengan meluasnya pasar APEC dapat mengakibatkan turunnya produksi dalam negeri. Hal ini akan terjadi jika tidak di imbangi dengan peningkatan produksi dalam negeri baik secara kualitas maupun kuantitas, sehingga produk dalam negeri tidak tergerus oleh produk-produk asing.***
Penulis: Milhan, Charessa, Septiya, Laura dan Andreys
Editor: Satria