GUz9GfGlGpCiGUz7TfAlTpz7Td==

Disebut Pahlawan Perdagangan Global, Begini Jadinya Jika Dunia Tanpa WTO!

Ilustrasi WTO (World Trade Organization). (Foto: Istimewa)

Banyuwangi Terkini - Halo rek! Kalian tau ga sih Organisasi yang berkecamuk di dunia perdagangan global? Yups, Ini dia WTO atau World Trade Organization merupakan organisasi perdagangan berskala Internasional yang memiliki tugas penting yaitu mengatur kedamaian ekonomi antar negara di seluruh dunia. Menjadikan Perdagangan Internasional yang semakin terbuka merupakan tujuan utamanya. Untuk mengenal WTO lebih lanjut dimulai dari latar belakang dibentuknya, perannya terhadap negara anggota, serta pengaruhnya terhadap dunia, jadi yuk rek kita simak bareng-bareng penjelasannya!

Latar Belakang Dibentuknya WTO

WTO atau Organisasi Perdagangan Dunia adalah organisasi yang mengawasi, mengoperasikan, serta membantu jalannya perdagangan global. Saat ini, sebanyak 164 negara telah menjadi anggota WTO, dari banyaknya negara tersebut 117 negara diantaranya merupakan negara berkembang, lho! Termasuk negara kita, yaitu Indonesia.

Dikutip dari jurnal “Sejarah Organisasi Ekonomi Internasional: World Trade Organization (WTO)” (Arriza Briella Kurniawardhani, 2021), WTO didirikan pada tanggal 1 Januari 1995, berawal dari negosiasi yang dikenal sebagai “Uruguay Round” yang berlangsung pada tahun 1986 – 1994 melibatkan 123 negara. Hasil putaran ini adalah pendirian WTO dan GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) tetap menjadi bagian dari perjanjian-perjanjian WTO yang tak terpisahkan. Tujuan dari negosiasi Putaran Uruguay antara lain, yaitu untuk mengurangi subsidi pertanian, mencabut pembatasan investasi asing, memulai proses pembukaan perdagangan jasa, serta memasukkan perlindungan kekayaan intelektual.

Selain itu, WTO didirikan atas perundingan sebelumnya dibawah GATT yang terbentuk dari United Nations Monetery and Financial Conference pada Juli 1994 di Bretton Woods, New Hamsphire. Pada pertemuan tersebut, dihasilkan perumusan Financial Arrangements guna membangun perekonomian dunia pasca Perang Dunia II. GATT berperan dalam membantu pembangunan sistem perdagangan multilateral yang semakin liberal melalui perundingan perdagangan. 

Dalam sejarahnya, GATT telah melakukan beberapa perundingan, hingga pada akhirnya telah disahkan persetujuan yang berguna untuk membentuk sebuah organisasi perdagangan internasional yang sedang kita bahas kali ini, yaitu WTO pada tanggal 1 Januari 1995. GATT masih berlaku dibawah persetujuan WTO salah satunya yaitu memberikan hak-hak istimewa kepada negara-negara berkembang anggota WTO.

Peran WTO Terhadap Perdagangan Global

Lalu apa ya peran WTO terhadap perdagangan global sehingga disebut pahlawan? Dikutip dari jurnal “Peran World Trade Organization (WTO) Dalam Menyelesaikan Sengketa Perdagangan Internasional”, (Happy Maslukha, 2022) dapat disebutkan peran-peran WTO, antara lain:

1. Mengatur Jalannya Perdagangan

WTO mendorong adanya kebebasan perdagangan global. Nah, agar penerapan perdagangan global tersebut lebih tertib dan aman, maka disini WTO menerapkan aturan untuk membantu negara anggota agar bisa membuka pasar kepada negara anggota lain, mengurangi serta menghapus hambatan-hambatan yang mengganggu kelancaran perdagangan global.

2. Mendorong Persaingan Sehat

Penerapan perdagangan global tentu membuat setiap negara berlomba-lomba untuk membangkitkan perekonomiannya dengan melalui inovasi dan sebagainya, hal tersebut memicu persaingan yang ketat antar negara. Sehingga WTO disini berperan menciptakan persaingan sehat untuk meminimalisir konflik. WTO akan memberikan perlindungan dalam perdagangan industri atau dalam lintas perdagangan global, terutama untuk negara-negara berkembang.

3. Menjamin Perekonomian Negara Anggota

WTO berupaya untuk membantu produsen barang dan jasa, importir, hingga eksportir negara-negara anggota dalam menjalankan kegiatan ekonominya. Aktivitas tersebut membantu meningkatkan standar hidup, hingga memperluas lapangan pekerjaan bagi negara anggota. 

WTO melahirkan program-program untuk pengembangan masyarakat dalam perdagangan, selain itu WTO terus memperhatikan perlunya upaya positif untuk memberikan kepastian pertumbuhan ekonomi yang lebih baik untuk semua negara-negara anggota, termasuk negara berkembang dan negara berkembang terbelakang. 

Tantangan Utama WTO

Selama perjalanannya, WTO telah menghadapi berbagai tantangan terkait perubahan ekonomi global dan konteks geopolitik. Terdapat konflik kepentingan antara negara berkembang dan negara maju yaitu aturan baru tentang produk pertanian yang belum dapat disetujui oleh negara-negara anggota WTO.

Dilansir dari Commonslibrary.parliament.uk dengan artikel berjudul “WTO: Challenges and Opportunities”, pada tahun 2016 Amerika Serikat mulai memblokir penunjukkan Badan Banding WTO. Badan Banding adalah badan yang berwenang untuk meninjau,mengubah,atau membatalkan keputusan dari panel dalam sengketa yang diajukan oleh anggota WTO. Hal ini mempunyai alasan bahwa Badan Banding telah melampaui mandate aslinya. 

Oleh karena itu, Badan Banding kini sudah tidak beroperasi lagi dan DSS (Decision Support System) atau Sistem Pendukung Keputusan menjadi tidak berfungsi. Hingga pada akhirnya,negara negara anggota WTO berupaya menyepakati cara mereformasi mekanisme tersebut.

Bukan hanya itu saja loh rek! Hubungan dagang yang sulit antara dua ekonomi dunia terbesar dan anggota WTO yaitu Amerika Serikat dan Tiongkok juga menjadi tantangan WTO. Langkah-langkah perdagangan unilateral yang mereka lakukan, seperti menaikkan tarif besi dan baja dapat mengancam 

Dari tantangan-tantangan tersebut menyoroti bahwa WTO mungkin perlu ada reformasi agar dapat memenuhi berbagai masalah yang saat ini sedang terjadi, seperti keamanan nasional, standar linkungan, dan dampak teknologi terhadap perdagangan. 

Aksi WTO Dalam Membantu Perekonomian Negara Berkembang

Perlu kalian ketahui, rek! Negara – negara anggota WTO sebagian besar merupakan negara berkembang, lho. Artinya negara-negara tersebut masih memiliki pendapatan per kapita yang rendah, kegiatan impor lebih besar daripada kegiatan ekspor, tingginya angka pengangguran, serta masih mengandalkan sektor primer seperti pertanian, industri, dan sumber daya alam. Beberapa contoh negara berkembang yang menjadi anggota WTO antara lain, yaitu Afghanistan, Bangladesh, Kamboja, Nepal, Guinea, Republik Afrika Selatan, dsb. 

Loh, memangnya Indonesia bukan negara berkembang? Yups, seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan yang masih menyandang status “negara berkembang”, hal ini menurut Human Development Index (HDI) atau Indeks Pengembangan Manusia. Namun faktanya, dilansir dari Indonesiabaik.id. dalam artikel berjudul “Indonesia Jadi Negara Maju”, pada tahun 2022 Amerika Serikat mencoret Indonesia dari daftar negara berkembang di WTO, yang pada akhirnya predikat negara maju pun kini telah disematkan kepada Indonesia. 

Pastinya terdapat alasan mengapa Indonesia masuk ke daftar negara maju menurut WTO, yaitu karena Indonesia memiliki pangsa pasar 0,5 persen atau lebih dari total perdagangan dunia, selain itu Indonesia juga masuk dalam anggota G20 yang keanggotaannya termasuk kelompok negara-negara maju. Kabar ini merupakan kabar baik namun juga kabar buruk. Pasalnya perubahan status Indonesia menjadi negara maju dalam WTO mengakibatkan Indonesia kehilangan keistimewaan berupa bea masuk dan bantuan lainnya dalam aktivitas ekspor-impor. 

Special and Differentiated Treatment (SDT)

Okey, rek. Back to topic! Jadi sebenernya apa sih upaya yang dilakukan WTO dalam membantu kegiatan perekonomian negara – negara berkembang ini biar bisa berganti status menjadi negara maju seperti Indonesia? Wow, keren juga ya negara kita. WTO memiliki pengaturan perlakuan berbeda yang diberikan kepada negara - negara berkembang, disebut dengan Special and Differentiated Treatment (SDT). 

Berdasarkan jurnal berjudul “World Trade Organization, Negara Berkembang dan Special and Differential Treatment”, (Fatma Muthia Kinanti, 2015), menyebutkan bahwa SDT meliputi seluruh peraturan di rezim perdagangan dunia yang diadvokasi oleh pemerintah dari negara-negara selatan dunia. SDT dapat dianggap sebagai suatu perwujudan dari perjuangan dalam mewujudkan tatanan perekonomian yang lebih adil.

Beberapa prinsip utama SDT antara lain, yaitu meningkatkan manfaat bagi negara berkembang dari perdagangan dan meringankan beban bagi mereka, SDT tidak dapat memecahkan seluruh permasalahan negara berkembang, SDT harus mempromosikan integrase negara – negara ke dalam suatu sistem perdagangan dunia dan mendukung tujuan utama dari WTO. 

SDT dalam WTO terwujud dalam 3 bentuk, yaitu:

1. Penyediaan Preferential Market Access di negara maju bagi negara berkembang.

Preferential Market Access atau adalah kebijakan yang memberikan keuntungan berupa pemberian tarif yang lebih rendah atau tidak sama sekali dari negara maju kepada negara-negara berkembang.

Contohnya, AS memberikan akses bebas bea masuk untuk beberapa produk melalui African Growth and Opportunity Act (AGOA).

2. Pembuatan peraturan yang memperbolehkan adanya masa transisi terhadap pemberlakuan komitmen-komitmen WTO.

3. Pembuatan peraturan mengenai Technical Assistance dan bantuan – bantuan lainnya. 

Wes! Daripada bingung-bingung, dapat disimpulkan bahwa peran WTO bagi negara-negara berkembang antara lain, yaitu sebagai suatu perangkat aturan multilateral yang mengatur jalannya suatu perdagangan, sebagai suatu forum untuk mengadakan perundingan dalam perdagangan, sebagai suatu pengadilan internasional. 

Manfaat WTO bagi negara berkembang yaitu dapat meningkatkan kinerja dengan menjamin terciptanya lapangan pekerjaan sehingga angka pengangguran dapat menurun, meningkatkan kegiatan produksi sehingga pendapatan negara berkembang dapat meningkat, serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia maupun alam agar tidak sia-sia.

Jadi sampai sini, kalian sudah paham belum kenapa WTO disebut sebagai pahlawan perdagangan global? Secara singkat, WTO adalah organisasi perdagangan dunia yang mengatur perdagangan antar negara dengan tujuan meningkatkan standar hidup masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong pembangunan yang berkelanjutan, meningkatkan produksi suatu negara, serta menjadikan perdagangan dunia semakin terbuka. 

Tidak bisa dibayangkan kan jika semisal WTO tidak ada, maka mungkin saja perekonomian dunia tidak se baik sekarang. Seperti yang kita bahas sebelumnya, Indonesia yang dulunya negara berkembang sacara perekonomian atau perdagangan oleh WTO, kini berkat kerja sama nya bersama WTO yang berdampak pada peningkatan pendapatan negara, akhirnya Indonesia masuk ke dalam daftar negara maju menurut WTO.***

Penulis: Cinta, Nawal, Loviana, Savira, Dino dan Afandi

Editor: Satria

Ketik kata kunci lalu Enter

close