Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani saat melakukan inspeksi kawasan hulu. (Foto: Humas/Kab) |
Banyuwangi Terkini — Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, melakukan inspeksi di tiga titik kawasan hulu untuk mengantisipasi potensi banjir akibat musim penghujan yang sedang berlangsung.
Ketiga lokasi tersebut meliputi kawasan pelepasan hutan di sekitar Erek-erek, Perkebunan Kalibendo, dan Perkebunan Lidjen.
“Tiga kawasan hulu ini menjadi perhatian kami karena saat ini sudah masuk musim penghujan. Jadi sudah harus memitigasi risiko bencana banjir,” ujar Ipuk saat meninjau lokasi.
Di kawasan Erek-erek, Kecamatan Licin, terdapat risiko banjir yang disebabkan oleh pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) oleh PT Medco Cahaya Geothermal.
Kayu-kayu bekas tebangan yang belum disingkirkan berpotensi menghambat aliran air dan terbawa hingga ke sungai, meningkatkan risiko banjir bandang.
Bupati Ipuk memastikan bahwa pihak terkait, yakni Perhutani dan PT Medco, akan bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini.
“Kami minta segera dilakukan. Tadi sudah ada evaluasi, pihak Medco siap menindaklanjuti,” tegasnya.
Di Perkebunan Kalibendo, Ipuk menemukan adanya pembukaan lahan yang berpotensi menyebabkan banjir. Ia meminta Dinas terkait dan pengelola perkebunan untuk segera mengambil langkah antisipasi.
“Kami minta dinas dan pihak terait untuk segera melakukan langkah-langkah antitipasi. Kami juga telah memberikan teguran resmi,” kata Ipuk.
Sementara itu, kondisi di kawasan Perkebunan Lidjen dinyatakan relatif aman karena tidak ada perubahan signifikan pada komposisi tanaman maupun lahan di wilayah tersebut.
Ipuk menekankan pentingnya menjaga kawasan hulu agar warga yang tinggal di sekitar aliran sungai dan daerah hilir terhindar dari ancaman banjir bandang.
Kepala KPH Banyuwangi Barat, Muchlisin, juga menyampaikan bahwa Perhutani telah meminta perusahaan untuk segera menyingkirkan kayu-kayu bekas tebangan di hutan produksi.
“Pembersihan kayu bekas tebangan di hutan produksi telah mencapai 95 persen. Langkah serupa juga dilakukan di hutan lindung untuk memastikan saluran air tetap lancar,” ujar Muchlisin.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, Perhutani, dan PT Medco, diharapkan langkah-langkah antisipasi ini mampu meminimalkan risiko banjir selama musim penghujan.***