Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menghadiri peringatan Hari Jadi ke-235 Kabupaten Banyuwangi. (Foto: Humas/Kab) |
Banyuwangi Terkini — Peringatan Hari Jadi ke-235 Kabupaten Banyuwangi berlangsung meriah di Taman Blambangan dengan mengusung nuansa keberagaman budaya. Para peserta upacara mengenakan baju adat dari berbagai suku dan etnis yang menghuni wilayah ujung timur Pulau Jawa ini.
Tidak hanya mengenakan baju adat khas Suku Osing yang merupakan identitas Banyuwangi, tetapi juga pakaian adat dari Bali, Madura, Jawa, Bugis, Melayu, serta etnis Arab dan Tionghoa. Keberagaman ini menjadi simbol harmoni masyarakat Banyuwangi.
“Banyuwangi adalah tamansari Nusantara. Ada beragam suku dan etnis. Bersama-sama kita menjaga dan memajukan Kabupaten Banyuwangi,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam sambutannya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Ipuk tampil anggun dengan mengenakan busana khas etnis Tionghoa, Cheongsam Sangjit. Dalam pidatonya, Ipuk menyampaikan bahwa spirit kebersamaan menjadi modal penting dalam pembangunan daerah.
“Tanpa kolaborasi, kebersamaan dan gotong royong semua pihak, tidak mungkin Banyuwangi akan bisa seperti ini,” ajaknya.
Ia juga merinci berbagai pencapaian yang diraih Banyuwangi selama setahun terakhir. Di antaranya, ditetapkannya Geopark Ijen sebagai bagian dari Unesco Global Geopark (UGG) dan penghargaan sebagai Kabupaten Paling Inovatif dari Kementerian Dalam Negeri.
“Pencapaian ini adalah berkat kebersamaan kita semua. Mari ini kita jaga untuk memajukan Banyuwangi di tahun-tahun berikutnya,” ajaknya.
Ipuk juga mengingatkan pentingnya kolaborasi dan gotong royong untuk menghadapi berbagai tantangan, termasuk tantangan fiskal yang mungkin dihadapi.
“Sekali lagi, kita harus bergotong royong bersama-sama,” tegasnya.
Peringatan Hari Jadi Banyuwangi juga diwarnai dengan pemberian penghargaan kepada figur-figur yang memberikan kontribusi positif bagi daerah. Salah satunya adalah Laita Ro’ati Masykuroh, putri asal Dusun Ringinmulyo, Desa Ringintelu, Kecamatan Bangorejo, yang turut mengantarkan Timnas Indonesia juara Piala AFF Putri 2024 dan dinobatkan sebagai Kiper Terbaik (Best Goalkeeper).
Selain itu, sebanyak 253 anak yatim menerima santunan dalam acara tersebut. Sebagai penutup, seluruh peserta dan warga sekitar mengikuti tradisi makan tumpeng bersama, yang dikenal sebagai Sewu Ancak, untuk mempererat kebersamaan.***