GUz9GfGlGpCiGUz7TfAlTpz7Td==

Google Bikin Geger! Rupiah Menguat ke Rp8.170 per USD, Kebangkitan Ekonomi Era Habibie Kembali?

Nilai tukar Rupiah pernah menguat di era B.J. Habibie. (Foto: Istimewa)

Banyuwangi Terkini – Publik dikejutkan dengan lonjakan nilai tukar rupiah yang tiba-tiba menguat tajam ke Rp8.170,65 per USD, berdasarkan data dari Google Finance pada Sabtu (1/2/2025).

Kondisi ini bertolak belakang dengan tren yang terjadi dalam sepekan terakhir, di mana rupiah justru mengalami pelemahan hingga Rp16.305 per USD, menurut data Bloomberg. Hal ini memicu spekulasi, apakah ini sebuah kesalahan data, intervensi besar-besaran, atau tanda kebangkitan rupiah seperti era Bacharuddin Jusuf Habibie?

Rupiah Kembali ke Level Kuat? Sejarah Tercatat di Era Habibie

Sepanjang sejarah, rupiah pernah mencapai level Rp6.000 per USD pada tahun 1999, di masa kepemimpinan Presiden ke-3 RI, B.J. Habibie.

Saat itu, Indonesia tengah menghadapi krisis moneter yang menyebabkan nilai tukar rupiah sempat jatuh ke Rp16.800 per USD pada 1 Juni 1998. Namun, berkat berbagai kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Habibie, rupiah berhasil menguat hingga Rp7.385 per USD, bahkan sempat menyentuh Rp6.550 per USD pada 28 Juni 1999.

Salah satu kebijakan paling berani yang diambil Habibie adalah memisahkan Bank Indonesia (BI) dari pemerintah, yang kemudian memberikan BI kewenangan untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah. Langkah ini membuat kepercayaan pasar kembali pulih, meskipun kala itu BI belum bisa melakukan intervensi langsung seperti sekarang.

Sejak era Habibie, tidak ada satu pun presiden yang mampu mengembalikan rupiah ke level Rp6.500 per USD.

Mengapa Rupiah Tiba-Tiba Menguat Drastis?

Penguatan rupiah hingga Rp8.170 per USD dalam satu hari memicu banyak spekulasi. Berikut beberapa kemungkinan yang bisa menjelaskan fenomena ini:

Kesalahan Data atau Anomali Sistem

Perbedaan yang mencolok antara data Google Finance dengan Bloomberg dan JISDOR BI memunculkan dugaan bahwa terjadi kesalahan pencatatan atau bug dalam sistem.

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi dari pihak Bank Indonesia (BI) terkait pergerakan nilai tukar ini.

Intervensi Besar-besaran Bank Indonesia

Jika penguatan ini benar terjadi, ada kemungkinan BI melakukan intervensi besar untuk memperkuat rupiah.

Namun, intervensi yang bisa menaikkan nilai tukar hingga 50% dalam sehari sangat jarang terjadi dalam sejarah ekonomi modern.

Sentimen Global atau Pergerakan Pasar yang Ekstrem

Nilai tukar mata uang bisa bergerak drastis akibat sentimen global, seperti perubahan kebijakan moneter AS atau arus modal asing masuk ke Indonesia.

Namun, penguatan hingga 50% dalam waktu singkat tetap dianggap tidak wajar.

Apakah Rupiah Bisa Kembali Seperti Era Habibie?

Dalam sejarah modern, rupiah belum pernah kembali ke level Rp6.000 – Rp7.000 per USD sejak masa kepemimpinan Habibie. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk mewujudkan penguatan rupiah secara berkelanjutan:

  • Fundamental Ekonomi yang Kuat – Stabilitas inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan defisit transaksi berjalan yang terkendali.
  • Kepercayaan Investor Asing – Jika investor asing menanamkan modal besar di Indonesia, rupiah bisa menguat secara alami.
  • Intervensi Bank Indonesia yang Tepat – Kebijakan moneter BI memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas rupiah.

Namun, tanpa konfirmasi resmi dari otoritas keuangan, penguatan ini masih perlu dikaji lebih lanjut.

Apakah Ini Kebangkitan Rupiah atau Sekadar Kesalahan Data?

Penguatan rupiah ke Rp8.170 per USD berdasarkan Google Finance memang mengejutkan, tetapi data dari Bloomberg dan JISDOR BI masih menunjukkan tren pelemahan.

Belum ada pernyataan resmi dari Bank Indonesia (BI) maupun pemerintah pusat terkait fenomena ini. Ada kemungkinan besar bahwa ini hanyalah kesalahan data atau bug dalam sistem pencatatan kurs.

Untuk memastikan informasi yang akurat, para pelaku pasar disarankan menunggu klarifikasi resmi sebelum mengambil keputusan investasi atau transaksi valuta asing.***

Ketik kata kunci lalu Enter

close